Makna Kesejatian Hidup

Bookmark and Share
(sambungan dari bagian satu)
Bila mata dan hati kita telah terpuaskan oleh gelitik nafsu, lalu bangkitlah. Tengadahkan pandangan kita ke dalam keangkuhan yang baru saja kita lantunkan dengan sangat lantang. Dengarkan kembali gaungnya. Bukan kah terdengar parau dan sama sekali tanpa kemerduan?

Namun bila terdengar sebaliknya, merdu dan sangat mendayu-dayu; maka tolong tanyakan lagi. Benarkah merdu?


Bila pilihanya masih saja merdu dan mendayu-dayu, maka sebenarnya lah kita belum menemukan jati diri kita. Bila ke'jumawa'an diri menjadi sebuah nyanyian yang sangat merdu dan mendayu-dayu bagi telinga batin kita, maka sebenarnya lah bukan diri kita yang sebenarnya.
Karena sejatinya diri kita yang sebena-benarrnya akan tertunduk malu dengan ke-jumawa'an kita sendiri. Lihatlah baik-baik tiap detail hal yang bisa kita ingat apa yang telah kita perbuat untuk diri kita sendiri. Benarkah kita telah melakukan sesuatunya dengan kerendahan hati dan keihlasan? Benarkah kita telah melakukanya dengan kemaksimalan kemampuan yang kita miliki? Atau baru sepersekiannya saja?

Bila memang benar kita telah melakukan semua hal dengan semaksimal mungkin, lalu mengapa kita hanya mendapatkan balasan dari hal itu hanya sepersekianya saja? Tidak Mungkin! Karena Tuhan kita adalah Dzat yang Maha Pengasih, Maha Penyayang! Gak mungkin DIA akan memberikan hanya sepersekianya saja dari sesuatu yang telah kita usahakan secara maksimal!!
Tuhan kita Pasti akan memberikan lebih dari apa yang telah kita kerjakan dan perjuangkan!!! 

(to be continued...)

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Ada yang ingin disampaikan? Atau sekedar meninggalkan Jejak? Silahkan torehkan kalimat Anda di sini.